Wednesday 25 February 2015

Wabah Penyakit Paling Mematikan Sepanjang Sejarah


Sebelum menjelaskan wabah penyakit terbanyak mengambil nyawa manusia dalam sejarah, perlu kita ketahui nama lain dari wabah ini. Pandemi adalah epidemi penyakit menular yang menyebar melalui populasi manusia di kawasan yang luas, misalnya benua, atau bahkan di seluruh dunia. Sahabat anehdidunia.com kita sudah sering menyaksikan kematian yang tentu saja membuat sedih para kerabatnya. Namun taukah anda bahwa dulu pernah terjadi kematian massal akibat wabah penyakit mengerikan ini yang mencabut nyawa hingga jutaan manusia. Berikut urutan pandemi paling mematikan sepanjang sejarah manusia.
Wabah Tifus Atau Rickettsia 430 SM? Sampai Sekarang
Tifus dalam jangka waktu 4 tahun, Korban 3 juta orang antara 1918 dan 1922 saja, dan sebagian besar tentara Napoleon di Rusia 
Sahabat anehdidunia.com Tifus adalah salah satu dari beberapa penyakit serupa yang disebabkan oleh bakteri yang ditularkan oleh kutu. Namanya berasal dari bahasa Yunani typhos, yang berarti berasap atau malas, menggambarkan keadaan pikiran mereka yang terkena dampak dari tifus. Rickettsia adalah endemik di host binatang pengerat, termasuk tikus, dan menyebar ke manusia melalui tungau, kutu dan caplak. Vektor Arthropoda tumbuh subur dalam kondisi kebersihan yang buruk, seperti yang ditemukan di penjara atau kamp-kamp pengungsi, di antara para tunawisma, atau sampai pertengahan abad ke-20, pada tentara di lapangan.
Gambaran pertama tifus itu mungkin ditemukan pada tahun 1083 di sebuah biara dekat Salerno, Italia. Sebelum vaksin dikembangkan dalam Perang Dunia II, tifus merupakan penyakit yang berbahaya bagi manusia dan telah bertanggung jawab untuk sejumlah epidemi sepanjang sejarah. Selama tahun kedua Perang Peloponnesia (430 SM), negara-kota Athena di Yunani kuno dilanda epidemi dahsyat, yang dikenal sebagai Wabah Athena, yang menewaskan antara lain, Pericles dan dua putra sulungnya. Sahabat anehdidunia.com wabah kembali lagi, pada tahun 429 SM dan pada musim dingin tahun 427/6 SM. Epidemi terjadi di seluruh Eropa dari abad 16 hingga ke abad 19, dan terjadi selama Perang Saudara Inggris, Perang Tiga Puluh Tahun dan Perang Napoleon. Ketika Napoleon mundur dari Moskow pada tahun 1812, lebih banyak tentara Perancis meninggal karena tifus daripada dibunuh oleh tentara Rusia. Sebuah epidemi besar terjadi di Irlandia antara 1816-1819, dan pada akhir 1830-an. Epidemi tifus besar lain juga terjadi selama Bencana Kelaparan Besar Irlandia antara tahun 1846 dan 1849.
Di Amerika, sebuah epidemi tifus membunuh putra Franklin Pierce di Concord, New Hampshire pada 1843 dan juga menyerang Philadelphia pada tahun 1837. Beberapa epidemi terjadi di Baltimore, Memphis dan Washington DC antara 1865 dan 1873. Selama Perang Dunia I tifus menyebabkan tiga juta kematian di Rusia bahkan lebih banyak lagi di Polandia dan Rumania. Kematian umumnya antara 10 sampai 40 persen dari orang yang terinfeksi, dan penyakit tifus merupakan penyebab utama kematian bagi mereka yang merawat si sakit. Setelah perkembangan vaksin selama Perang Dunia II, epidemi hanya terjadi di Eropa Timur, Timur Tengah dan sebagian Afrika.
Penyakit Kolera Tahun 1817 Sampai sekarang
Delapan pandemi kolera ratusan ribu tewas di seluruh dunia 
Kolera telah menyerang sepanjang Sungai Gangga di India selama berabad-abad, dan penyakit ini merebak di Calcutta pada tahun 1817 secara besar-besaran. Ketika festival sungai Gangga selesai, mereka membawa kolera kembali ke rumah mereka di bagian lain India. Tidak ada bukti pasti berapa banyak orang India tewas selama epidemi itu, tapi diperkirakan ada sebanyak 10.000 kematian tentara Inggris akibat penyakit kolera. Dan juga, hampir pasti bahwa setidaknya ratusan ribu pribumi jga telah menjadi korban di seluruh wilayah India. Pada 1827 kolera telah menjadi penyakit yang paling ditakuti abad ini.
Pandemi kolera utama yang tercatat adalah sebagai berikut:
  • Pandemi pertama, 1816–1826. Pada mulanya wabah ini terbatas pada daerah anak benua India, dimulai di Bengal, dan menyebar ke luar India pada tahun 1820. Penyebarannya sampai ke Republik Rakyat Cina dan Laut Kaspia sebelum akhirnya berkurang.
  • Pandemi kedua (1829–1851) mencapai Eropa, London pada tahun 1832, Ontario Kanada dan New York pada tahun yang sama, dan pesisir Pasifik Amerika Utara pada tahun 1834.
  • Pandemi ketiga (1852–1860) terutama menyerang Rusia, memakan korban lebih dari sejuta jiwa.
  • Pandemi keempat (1863–1875) menyebar terutama di Eropa dan Afrika.
  • Pandemi keenam (1899–1923) sedikit memengaruhi Eropa karena kemajuan kesehatan masyarakat, namun Rusia kembali terserang secara parah.
  • Pandemi ketujuh dimulai di Indonesia pada tahun 1961, disebut "kolera El Tor" (atau "Eltor") sesuai dengan nama galur bakteri penyebabnya, dan mencapai Bangladesh pada tahun 1963, India pada tahun 1964, dan Uni Soviet pada tahun 1966.
Meskipun obat telah semakin modern, kolera masih merupakan pembunuh yang mematikan.
AIDS Tahun 1981 Sampai Sekarang 
Aids Penyakit ini membunuh 25 juta orang di seluruh dunia
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang sejak pertama kali dikenal pada tahun 1981, menjadikannya salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. Meskipun akses yang lebih baik terhadap pengobatan antiretroviral dan perawatan di banyak daerah di dunia, epidemik AIDS telah menyerang sekitar 3,1 juta (antara 2,8 dan 3,6 juta) orang di tahun 2005 (rata-rata 8.500 per hari), yang 570.000 diantaranya adalah anak-anak.
penderita HIV AIDSUNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa jumlah orang yang hidup dengan human immunodeficiency virus (HIV) telah mencapai tingkat tertinggi. Diperkirakan ada 40,3 juta (diperkirakan berkisar antara 36,7 dan 45.300.000) orang sekarang hidup dengan HIV. Selain itu, hampir 5 juta orang diperkirakan telah terinfeksi HIV pada tahun 2005 saja.
Pandemi HIV/AIDS ini tidaklah homogen hanya dalam satu wilayah dengan beberapa negara yang lebih banyak kasus daripada yang lain. Bahkan pada tingkat negara ada variasi yang luas dalam tingkat infeksi antara daerah yang berbeda. Jumlah orang yang hidup dengan HIV terus meningkat di sebagian besar dunia, meskipun strategi pencegahan terus dilakukan. Sub-Sahara Afrika tetap merupakan daerah paling parah terkena, dengan 23,8 - 28,9 juta orang yang hidup dengan HIV pada akhir tahun 2005, 1 juta lebih dibandingkan tahun 2003. Enam puluh empat persen dari semua orang yang hidup dengan HIV, tinggal di Afrika sub-Sahara, dan lebih dari 77% dari semua wanita yang hidup dengan HIV juga berada disini. Asia Selatan dan Asia Tenggara adalah region kedua yang paling terpengaruh dengan jumlah penderita mencapai 15%.
Fakta-fakta kunci seputar ini asal AIDS saat ini tidak diketahui, terutama di mana dan kapan pandemi dimulai, meskipun dikatakan bahwa virus HIV berasal dari kera di Afrika.
Wabah Malaria Tahun 1600 Sampai Sekarang 
Malaria Mencabut nyawa manusia sekitar 2 juta orang per tahun
Malaria menyebabkan sekitar 400-900 juta kasus demam dan sekitar 1-3 juta kematian setiap tahunnya - ini mewakili setidaknya satu kematian setiap 30 detik. Sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, dan wanita hamil juga sangat rentan terhadap penyakit ini. Sahabat anehdidunia.com meskipun upaya untuk mengurangi penularan dan meningkatkan pengobatan terus dilakukan, namun hanya terjadi sedikit perubahan di daerah beresiko penyakit ini sejak tahun 1992. diperkirakan, jika prevalensi malaria tetap berada diangka sekarang, angka kematian bisa dua kali lipat dalam dua puluh tahun ke depan. Statistik yang tepat tidak diketahui karena banyak kasus terjadi di daerah pedesaan di mana penduduk tidak memiliki akses ke rumah sakit atau sarana untuk mendapatkan perawatan kesehatan. Akibatnya, sebagian besar kasus tidak terdokumentasi.
Malaria adalah salah satu penyakit menular yang paling umum dan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Parasit penyebab Malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina. Kemudian parasit berkembang biak dalam sel darah merah, menyebabkan gejala yang mencakup gejala anemia (pusing ringan, sesak napas, takikardia dll), serta gejala umum lainnya seperti demam, menggigil, mual, penyakit seperti flu, dan pada kasus yang berat, menyebabkan koma dan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh parasit protozoa dari genus Plasmodium. Tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, termasuk bagian dari Amerika, Asia, dan Afrika.
Epidemi Black Death Tahun 1340 Sampai 1771 
Black Death menewaskan sebanyak tujuh puluh lima juta orang di seluruh dunia

The Black Death, atau The Black Plague, adalah salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah manusia. Wabah ini dimulai di Asia Selatan, Barat atau Tengah dan menyebar ke Eropa pada akhir 1340-an. Jumlah total kematian di seluruh dunia dari pandemi diperkirakan mencapai 75 juta orang, dengan 20 juta kematian di Eropa saja. The Black Death diperkirakan telah membunuh antara sepertiga hingga dua pertiga dari penduduk Eropa.
Wabah penyakit ini muncul dengan sendirinya melalui tiga varian penularan. Paling umum merupakan Varian Pes berasal dari pembengkakan yang muncul di leher korban, ketiak ataupun pangkal paha. Penyakit ini tumbuh dengan berbagai ukuran, dimulai dari sebesar telur hingga sebesar apel. Meskipun beberapa orang selamat dari cobaan yang menyakitkan, wabah penyakit ini biasanya memberikan harapan hidup pada korban hingga seminggu.
Varian kedua merupakan wabah Pneumonia yang menyerang sistem pernapasan dan disebarkan hanya dengan menghirup udara yang dihembuskan melalui korban. Wabah penyakit ini jauh lebih mematikan dibanding wabah Pes, harapan hidup hanya dapat diukur dalam satu atau dua hari.
Varian ketiga merupakan penularan wabah Septicemia, penyakit yang menyerang sistem darah. Tanda klasik penyakit pes adalah munculnya buboes di selangkangan, leher dan ketiak, dengan nanah yang mengalir dan berdarah. Korban mengalami kerusakan pada kulit dan jaringan di bawahnya, sampai mereka ditutupi bercak gelap. Sebagian besar korban meninggal dalam waktu empat sampai tujuh hari setelah infeksi.
Ketika wabah mencapai Eropa, ia pertama kali melanda kota-kota pelabuhan dan kemudian mengikuti rute perdagangan, baik lewat laut dan darat. Penyakit pes adalah bentuk paling sering terlihat selama wabah Black Death, dengan angka kematian 30-75 persen dengan gejala demam 38-41 ° C (101-105 ° F), sakit kepala, nyeri sendi sakit, mual dan muntah, dan perasaan umum malaise. Dari mereka yang terjangkit penyakit pes, 4 dari 5 meninggal dalam waktu delapan hari. Wabah pneumonia adalah bentuk yang paling sering kedua selama Black Death, dengan angka kematian 90-95 persen.
Penyakit yang sama diduga telah kembali ke Eropa setiap generasi dengan berbagai virulensi dan mortalitas hingga tahun 1700. Selama periode ini, lebih dari 100 epidemi wabah menyapu seluruh Eropa. Setelah kembali pada tahun 1603, wabah membunuh 38.000 penduduk London. Wabah abad ke-17 yang terkenal lainnya adalah Wabah Italia (1629-1631), Wabah Besar Seville (1647-1652), Wabah Besar London (1665-1666), Wabah Besar Wina (1679). Ada beberapa kontroversi mengenai identitas dari penyakit dalam wabah tersebut, tetapi dalam bentuk virulen penyakit yang ada sama dengan penyakit yang terjadi selama wabah black death. Setelah Wabah Besar Marseille (1720-1722) dan wabah di Moskow (1771), tampaknya penyakit-penyakit tersebut telah menghilang dari Eropa pada abad ke-18. Wabah Black Death pada abad keempat belas memiliki efek drastis pada populasi Eropa, yang mengubah struktur sosial Eropa.

Wabah Flu Spanyol Tahun 1918 Sampai 1919 
Wabah ini menewaskan 50 sampai 100 juta orang di seluruh dunia dalam waktu kurang dari 2 tahun
Pada tahun 1918 dan 1919, pandemi Flu Spanyol membunuh lebih banyak orang dibanding Hitler, senjata nuklir dan semua teroris jika dikombinasikan. (Pandemi adalah epidemi yang mewabah pada skala global.) Flu Spanyol merupakan versi lebih parah dari flu biasa, yang ditandai dengan sakit tenggorokan biasa, sakit kepala dan demam. Namun, pada banyak pasien, penyakit ini cepat berkembang menjadi sesuatu yang jauh lebih buruk dari pilek biasa. Menggigil dan kelelahan ekstrim yang sering disertai dengan cairan di paru-paru. Salah satu dokter yang merawat pasien yang terinfeksi menggambarkan adegan suram: "Wajah-wajah pasien kebiruan, batuk disertai dahak bernoda darah. Di pagi hari, mayat ditumpuk di kamar mayat seperti kayu bakar."
Tidak ada obat untuk virus influenza, bahkan sampai hari ini. Semua yang dokter bisa lakukan adalah mencoba untuk membuat pasien nyaman, yang merupakan satu-satunya cara yang baik pada waktu itu, karena paru-paru pasien dipenuhi cairan dan didera batuk tak tertahankan. Wajah korban yang kebiruan akhirnya berubah coklat atau ungu dan kaki mereka menjadi hitam. Sebagian dari pasien-pasien tersebut juga  terinfeksi bakteri pneumonia sebagai infeksi sekunder. Karena antibiotik belum ditemukan, infeksi sekunder ini juga pada dasarnya tidak dapat diobati. Pandemi datang dan pergi seperti kilat. Lebih dari setengah juta orang meninggal di Amerika Serikat saja, di seluruh dunia, lebih dari 50 juta.
Wabah Penyakit Cacar Tahun 430 SM? Sampai 1979
Wabah penyakit cacar telah menewaskan lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia di abad ke-20 saja, dan sebagian besar merupakan penduduk asli Amerika 
Cacar (juga dikenal dengan nama Latin variola atau variola vera) adalah penyakit menular yang unik untuk manusia. Cacar disebabkan oleh salah satu dari dua varian virus bernama variola mayor dan variola minor. V. Mayor, yang lebih mematikan, memiliki angka kematian 30-35%, sedangkan V. minor menyebabkan bentuk ringan dari penyakit yang disebut alastrim dan membunuh ~ 1% dari penderitanya. Akibat jangka panjang infeksi V. major adalah bekas luka, umumnya di wajah, yang terjadi pada 65–85% penderita. Pada sedikit kasus, efek samping yang dapat terjadi adalah kebutaan karena ulserasi kornea dan infertilitas pada korban laki-laki.
Cacar menewaskan sekitar 60 juta orang Eropa, termasuk lima raja yang berkuasa Eropa, pada abad ke-18 saja. Sampai dengan 30% dari mereka yang terinfeksi, termasuk 80% dari anak di bawah usia 5 tahun, meninggal akibat penyakit ini, dan sepertiga dari korban menjadi buta.
Adapun Amerika, setelah kontak pertama dengan orang Eropa dan Afrika, beberapa percaya bahwa kematian 90 sampai 95 persen dari penduduk asli Amerika disebabkan oleh para pendatang tersebut. Hal ini diduga bahwa cacar adalah penyebab utama dan bertanggung jawab atas pembunuhan hampir semua penduduk asli Amerika. Sahabat anehdidunia.com di Meksiko, ketika Aztec bangkit memberontak melawan Cortés, dikarenakan kalah jumlah, orang Spanyol terpaksa mengungsi. Dalam pertempuran itu, seorang tentara Spanyol yang terinfeksi cacar meninggal. Setelah pertempuran, suku Aztec kemudian tertular virus dari tubuh tentara Spanyol tersebut. Ketika Cortés kembali ke ibukota Aztec, cacar telah menghancurkan populasi Aztec. Cacar telah membunuh sebagian besar dari tentara Aztec, kaisar, dan 25% dari keseluruhan populasi. Cortés kemudian dengan mudah mengalahkan Aztec dan masuk Tenochtitlán, di mana ia menemukan cacar yang telah membunuh orang Aztec lebih daripada apa yang telah dibunuh oleh senjata perang.
Cacar diperkirakan bertanggung jawab terhadap 300-500 juta kematian di abad ke-20. Pada tahun 1967, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 15 juta orang terjangkit penyakit cacar dan bahwa dua juta meninggal pada tahun itu. Setelah kampanye vaksinasi sukses sepanjang abad 19 dan 20, WHO mengeluarkan sertifikasi pemberantasan cacar pada tahun 1979. Hingga hari ini, cacar adalah satu-satunya penyakit menular pada manusia yang telah benar-benar diberantas dari alam.

Kembali lagi kami tidak bosan bosannya mengingatkan anda untuk menjaga kebersihan diri dan keluarga anda agar terhindar dari segala macam penyakit. Semoga artikel wabah penyakit paling mematikan dalam sejarah ini menambah wawasan anda akan pentingnya sebuah arti kesehatan.

No comments:

Post a Comment